Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Peristiwa » Ikhwal Batu Dalam Kebudayaan Manusia

Ikhwal Batu Dalam Kebudayaan Manusia

  • account_circle investigasi
  • calendar_month Kam, 12 Feb 2015
  • visibility 8

Awalnya, orang memburu dan memuliakan batuan ini karena keindahan dan kelangkaannya

Batu lama menempati posisi penting dalam kebudayaan manusia. Bahkan, jejak manusia pada batu bisa menjadi penanda evolusi kebudayaan manusia. Zaman batu adalah era tertua dalam evolusi kebudayaan manusia di Bumi.

Di fase awal ini, sekitar 2,6 juta tahun lampau, yang dikenal dengan nama Paleolitik atau Zaman Batu Tua, manusia hidup dari berburu dan meramu. Alat pertama yang digunakan adalah palu batu dan batu serpih tajam yang ditemukan di alam.

Sekitar 10.000 tahun lalu, peradaban manusia memasuki fase Mesolitik atau Zaman Batu Pertengahan. Zaman ini ditandai kemahiran membentuk batu menjadi alat bantu, misalnya untuk mata tombak dan berbagai alat lain yang bisa menopang aktivitas bercocok tanam. Kemahiran mengolah batu kian memuncak pada era Batu Muda atau Neolitik.

Di penghujung era ini, alat-alat logam, utamanya perunggu, mulai ditemukan. Lahirlah Zaman Perundagian. Alat-alat dari batu mulai digantikan logam yang lebih liat dan tajam. Namun, batuan tidak ditinggalkan. Bahkan, fase ini melahirkan pemuliaan terhadap batuan dengan munculnya monumen-monumen batu raksasa atau dikenal peradaban Megalitic atau Batu Besar.

Pada era ini, batu tidak lagi dihargai karena fungsinya sebagai alat bantu, tetapi karena “nilai”-nya sebagai penopang ritual, sarana penguburan, bahkan sebagian kebudayaan melekatkan sifat-sifat keilahian dalam batuan ini. Biasanya, batu-batu besar ini diukir menjadi figur tertentu (Mohen, J P, 1999 dalam Megalithic: Stones of Memory).

Di Indonesia, tradisi megalitik ini tersebar luas sebelum masa Hindu-Buddha. Bahkan, hingga kini, sebagian masyarakat Nusantara masih melestarikan kebudayaan ini dalam bentuk asli, seperti di Nias, Batak, Sumba, dan Toraja. Beberapa sudah mengalami akulturasi dengan lapisan kebudayaan setelahnya, seperti terjadi di Bali dan Sunda (Agus Aris Munandar dalam The Continuity of Megalithic Culture and Dolmen in Indonesia).

Batuan elite

Berakhirnya era Batu Besar tidak memutus ikatan manusia pada batuan. Era ini ditandai dengan menguatnya pemuliaan terhadap batu-batu yang dianggap unik dan langka, yang biasanya dicirikan dengan bentukan kristal dan warna-warna menawan, mulai dari zamrud, ruby, safir, hingga berlian.

Hampir setiap peradaban besar pada masa lalu memiliki jejak pemuliaan terhadap batuan ini, mulai dari Yunani hingga Mesir kuno. Tak hanya pemuliaan karena keindahan dan keunikannya, bangsa-bangsa kuno juga menganggap batu-batuan ini memiliki kekuatan magis. Di Barat, kepercayaan pada kekuatan batu ini bertahan hingga Abad Pertengahan ketika rasionalisasi ilmu mereka menyingkap mekanisme pembentukannya di alam, dan upaya peniruannya di laboratorium mulai dilakukan.

Dari aspek geologis, pembentukan batuan mulia ini memang tak berbeda dengan mineral alam lain, misalnya melalui diferensiasi magma, metamorfosa, atau sedimentasi. Namun, dari sekitar 3.000 jenis mineral di Bumi, hanya terdapat 150-200 yang termasuk jenis batu mulia, yang menempatkan batuan ini dalam jajaran elite.

Beberapa di antara jajaran mineral elite ini, intan paling elite. Paling langka dan paling keras di antara semua jenis batuan alam.

Dalam jajaran batu mulia, skala kekerasan intan mencapai 10 mohs, disusul batuan safir dan ruby (mirah delima) mencapai 9 mohs, zamrud mencapai 7-8 mohs. Batuan akik yang digolongkan batuan setengah mulia memiliki kekerasan kurang dari 7 mohs.

Jadi, awalnya, orang memburu dan memuliakan batuan ini karena keindahan dan kelangkaannya. Siapa memilikinya seolah ada dalam jajaran elite, seperti dipraktikkan raja-raja masa lalu yang berlomba menyematkan batu mulia dalam mahkota.

Hingga kini, sekalipun kristal buatan dengan keindahan nyaris menyerupai buatan alam berhasil diciptakan, perburuan batuan mulia buatan alam tak berhenti. Pemuliaan batu-batuan alam ini tak hanya persoalan pemenuhan akan keindahan, tetapi juga memenuhi kerinduan pada jejak awal evolusi peradabannya.

(Ahmad Arif/KOMPAS)-NationalGeographic

  • Penulis: investigasi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Study Wawasan Pemkab Mura dan FKUB ke Banyuwangi

    • calendar_month Rab, 7 Agu 2019
    • account_circle investigasi
    • visibility 8
    • 0Komentar

    BANYUWANGI – | Guna meningkatkan toleransi kerukunan umat beragama di Kabupaten Musi Rawas, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Musi Rawas melaksanakan study wawasan ke Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Kegiatan berlangsung selama dua hari 5 – 6 Agustus ini dihadiri Wakil Bupati Musi Rawas, Hj Suwarti, Kepala Kesbangpol H Amra Muslimin, Kepala Seksi Haji dan Umroh […]

  • Komisi III Mufakat Setujui Listyo Sigit Prabowo Sebagai Kapolri Baru

    • calendar_month Rab, 20 Jan 2021
    • account_circle investigasi
    • visibility 6
    • 0Komentar

    JAKARTA – | Komisi III DPR RI secara mufakat menyetujui pengangkatan Komjen Pol. Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolri menggantikan Jenderal Pol. Idham Azis. Demikian hal tersebut disampaikan Ketua Komisi III DPR RI Herman Hery saat memimpin jalannya uji kelayakan dan kepatutan calon Kapolri di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Rabu (20/1/2021). Sebelumnya, sembilan Fraksi telah […]

  • Kapolda Target Penembak Satria Ditangkap Hidup Atau Mati

    • calendar_month Sab, 13 Okt 2018
    • account_circle investigasi
    • visibility 10
    • 0Komentar

    PALEMBANG – Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol Zulkarnain Adinegara sudah memerintahkan anggotanya untuk membawa pulang pelaku kejahatan yang menembak korban Satria (15)  warga  Jl KH Ahmad Dahlan Lr Ogan Baturaja, untuk dibawa dalam kondisi hidup atau mati, sebab kejadian ini tergolong sadis hingga tidak bisa di toleransi. “Saya sudah perintahkan anggota subdit III Jantanras  Ditreskrimum […]

  • Wabup Musi Rawas Ajak Generasi Milenial Gunakan Teknologi 4.0 Tingkatkan Hasil Pertanian

    • calendar_month Kam, 14 Okt 2021
    • account_circle investigasi
    • visibility 6
    • 0Komentar

    MUSI RAWAS – | Wakil Bupati Musi Rawas, Hj Suwarti mengajak generasi penerus milenial untuk bisa menggunakan Teknologi 4.0 untuk meningkatkan hasil pertanian serta perkembangan kemajuan teknologi informasi. “Mari Kita sama-sama gunakan Teknologi 4.0 untuk tingkatkan hasil pertanian dan kembangkan Teknologi Informasi,” ungkap Wakil Bupati Suwarti saat menjadi salah satu narasumber Webinar Gerakan Nasional Literasi […]

  • Dua Terdakwa Korupsi Dana Hibah Ajukan Nota Pembelaan

    • calendar_month Sen, 20 Mar 2017
    • account_circle investigasi
    • visibility 11
    • 0Komentar

    PALEMBANG – Dua terdakwa kasus korupsi dana hibah APBD Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan tahun 2013 mengajukan nota pembelaan pada sidang di Pengadilan Tipikor Palembang, Senin. Terdakwa yang merupakan pejabat Pemprov Sumsel yakni Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Sumsel Laonma PL Tobing, dan mantan Kepala Kesbangpol Linmas Sumsel Ikhwanudin mengajukan eksepsi melalui kuasa […]

  • Paripurrna DPRD Akhir Jabatan, Wako Apresiasi FKPD

    Paripurrna DPRD Akhir Jabatan, Wako Apresiasi FKPD

    • calendar_month Rab, 16 Agu 2023
    • account_circle investigasi
    • visibility 4
    • 0Komentar

    LUBUKLINGGAU – DPRD Kota Lubuklinggau menggelar rapat paripurna untuk mengumumkan akhir masa jabatan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Lubuklinggau periode 2018-2023, serta penetapan usul pemberhentian keduanya karena berakhirnya masa jabatan. Rapat tersebut dipimpin oleh H Rodi Wijaya, Ketua DPRD Kota Lubuklinggau, di gedung rapat paripurna DPRD Kota Lubuklinggau pada Rabu, 16 Agustus 2023. Rodi Wijaya […]

expand_less