Breaking News
light_mode
Trending Tags
Maaf, tidak ditemukan tags pada periode waktu yang ditentukan.
Beranda » Pemerintahan » Lingga Membalikkan Mitos Lama menjadi Lumbung Padi dan Jagung di Perbatasan

Lingga Membalikkan Mitos Lama menjadi Lumbung Padi dan Jagung di Perbatasan

  • account_circle investigasi
  • calendar_month Rab, 21 Feb 2018
  • visibility 19

LINGGA – (Kepri) Menteri Pertanian yang diwakili oleh Staf Ahli Menteri Pertanian, Bidang Perdagangan dan Hubungan Internasional, Mat Syukur, bersama Bupati Lingga, Alias Wello, melakukan panen dan tanam serentak padi (Sabtu, 17/2).

Menurut Wello, gerakan tanam serentak padi dan jagung direncanakan diatas lahan seluas 1.800 ha itu, dimana 600 ha diantaranya adalah lahan sawah, melibatkan berbagai unsur dari kelompok tani, TNI/Polri, ASN, Ormas dan Pelajar/mahasiswa.

Penanaman dilakukan di Pulau Lingga dengan melibatkan mahasiswa STPP Malang, STTP Bogor dan STTP Medan sebanyak 248 orang dan dosen pembimbing sebanyak 52 orang, serta mahasiswa D1 IPB sebanyak 105 orang” kata Wello.

Mantan Ketua DPRD Lingga yang akrab disapa Awe ini, berharap gerakan percepatan panen dan tanam serentak yang digagasnya itu, mampu memberi energi baru bagi kebangkitan sektor pertanian di kabupaten Lingga, khususnya di bumi Bunda Tanah Melayu menuju Lumbung Pangan Berorientasi Ekspor (LPBE) di wilayah perbatasan.

“Ini adalah momentum untuk membuktikan bahwa Lingga yang selama ini dikenal sebagai daerah kepulauan dengan kultur masyarakatnya sebagai nelayan, mampu bangkit dan menjadi daerah penyangga kebutuhan pangan di wilayah perbatasan. Jadi, kita tidak lagi bergantung pada pasokan pangan impor,” jelasnya.

Sebagaimana diketahui, Kabupaten Lingga memiliki 604 pulau besar dan kecil dengan jumlah penduduk sekitar 102 ribu jiwa.

Sebagian besar wilayahnya atau sekitar 95 persen adalah lautan. Mayoritas masyarakatnya berprofesi sebagai nelayan.

Sejak masa kejayaan Kerajaan Riau Lingga – Johor – Pahang pada abad ke-18, sektor pertanian, khususnya budidaya padi dianggap mitos di Lingga. “Kini Lingga membalikkan mitos lama dari semula selalu defisit dan impor pangan kini bergerak menjadi lumbung pangan di perbatasan”.

Di era kepemimpinan Bupati Lingga, Alias Wello, yang dilantik 17 Februari 2016 lalu, sektor pertanian menjadi program unggulan untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduknya. Target 100 hari kerja, mencetak sawah seluas 34 hektar. Akhirnya ketika Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengunjungi tempat ini, 07 September 2016, untuk melakukan penanaman padi di Kabupaten Lingga, mendapat berkah dengan memberi bantuan cetak sawah baru seluas 4000 hektar dari 10.000, hektar potensi sawah baru yang dapat dibuka di Lingga.

Alias Wello, tertantang dengan keinginan Mentan mengkonsolidasikan semua potensi yang dimiliki, dengan program “Agrominapolitan”, Kabupaten Lingga hingga saat ini sudah memiliki 700 hektar lebih sawah dan hari ini mulai dilakukan tanam serempak padi dan jagung di beberapa lokasi, yaitu di kecamatan Lingga Utara dan kecamatan Lingga Timur. Sedangkan panen yang dilakukan hari ini pada lahan demplot BPTP Kepri, seluas 6 hektar dengan 6 Varietas baru, spesifik lokasi, dengan produktivitas 5 ton GKP.

Alias Wello mengatakan “kami sangat berbangga dengan berbagai program Kementerian Pertanian, sungguh kami berterimakasih, kepada Menteri Pertanian yang memotivasi kami dengan kata “Tidak Ada yang Tidak Mungkin”. Kata-kata dari Menteri Pertanian, tersebut membuat kami, yakin haqul yaqin, kabupaten Lingga akan menjadi produsen beras di ujung selatan Kepulauan Riau.

Sementara itu Staf Ahli Menteri Pertanian, bidang Perdagangan dan Hubungan Internasional, Mat Syukur, yang mewakili Menteri Pertanian, dalam sambutannya menyatakan kagum dengan kondisi Kabupaten Lingga.
Mat Syukur, menuturkan “selama ini, Ia mendapatkan cerita Lingga hanya dari presentasi Menteri Pertanian di berbagai forum pertemuan besar yang terkait dengan upaya membangun lumbung pangan di wilayah perbatasan. Ternyata apa yang selama ini saya dengar benar adanya” ujar Mat Syukur.

Kabupaten Lingga, memiliki potensi yang sangat besar, bukan hanya sisi produksi tetapi yang lebih menjanjikan adalah pintu ekspor komoditas pertanian di Kepulauan Riau.

Mat Syukur juga menyampaikan “salam dari Menteri Pertanian. Seyogyanya Menteri Pertanian hadir bersama kita, namun karena berbagai hal yang bersamaan waktunya beliau berhalangan dan memohon maaf”.

Diakuinya “dari sisi potensi dan produksi dengan komitmen masyarakat tani di kabupaten Lingga, ke depan capaian akan lebih baik dan Kementerian Pertanian akan terus mendukung Kabupaten Lingga dalam upaya mencapai kemandirian pangan bagi penduduknya dan sebagai lumbung pangan Kepulauan Riau.

Pada tahun 2018, Kementerian Pertanian, mengalokasikan Pencetakan Sawah dari APBN seluas 2.000 hektar. Bila pekerjaan itu selesai maka akan ada lahan sawah seluas 2.600 hektar. “Dari semula Lingga yang selalu impor beras, akan dapat mencukupi kebutuhan pangannya, dan bahkan dapat memasok pangan ke wilayah lain”. Disamping sawah tersebut, juga memiliki potensi lahan kering untuk tanaman perkebunan, seperti lada. Ini merupakan aset sektor pertanian kedepan yang harus dikembangkan”, jelasnya.

Mat Syukur meminta “agar komitmen Bupati dapat didukung semua pemangku kepentingan di Kabupaten Lingga”. “Menteri Pertanian tidak pernah berubah. Akan terus mendukung demi tercapainya kedaulatan pangan negeri tercinta” pungkasnya. **

  • Penulis: investigasi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Sidang PKI di Belanda, JK : Tak Usah Ditanggapi

    • calendar_month Rab, 11 Nov 2015
    • account_circle investigasi
    • visibility 21
    • 0Komentar

    JAKARTA — Para aktivis HAM menginisiasi diselenggarakannya pengadilan internasional rakyat terkait tragedi 1965. Namun, Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan pemerintah tidak akan menindaklanjuti hasil pengadilan rakyat yang digelar di Den Haag, Belanda tersebut. “Itukan persidangan bukan pengadilan benaran. Kalau pengadilan benaran bisa bertahun-tahun. Itu hanya pengadilan, apalah, semu, mungkin latihan-latihan lah. Tak usah kita tanggapin,” […]

  • Mr X Tersangkut Tumpukan Sampah Sungai Kelingi

    • calendar_month Rab, 19 Jun 2019
    • account_circle investigasi
    • visibility 37
    • 0Komentar

    MUSI RAWAS – | Warga Desa Petunang, Kecamatan Tuah Negeri Kabupaten Musi Rawas (Mura) digegerkan penemuan sesosok mayat laki-laki tanpa identitas alias Mr X  tersangkut tumpukan sampah tepian aliran sungai Kelingi, tepatnya didusun 4 desa tersebut, Rabu (19/6) pagi sekitar pukul 09.00 wib. Kemudian, salah satu warga menginformasikan kejadian ke Badan Penangaulangan Bencana Daerah (BPBD). […]

  • Pembayaran Gaji dan Tunjangan ASN Pemkab Musi Rawas Tidak Tepat Sebesar Rp48,4 Juta

    Pembayaran Gaji dan Tunjangan ASN Pemkab Musi Rawas Tidak Tepat Sebesar Rp48,4 Juta

    • calendar_month Sel, 6 Feb 2024
    • account_circle investigasi
    • visibility 33
    • 0Komentar

    MUSI RAWAS – Pemkab Musi Rawas pada Tahun 2022 menganggarkan Belanja Pegawai sebesar Rp738.042.006.539,00 dan telah direalisasikan sebesar Rp649.979.826.451,00 atau 88,07% dari anggaran. Realisasi tersebut di antaranya untuk Belanja Gaji dan Tunjangan ASN sebesar Rp394.828.760.802,00. Laporan Hasil pemeriksaan (LHP) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas dokumen pembayaran gaji dan tunjangan menunjukkan terdapat pembayaran gaji dan tunjangan […]

  • Harga Karet Sumsel, ‘Naik’ Rp 286,-/kg Senin 18 Oktober 2021

    Harga Karet Sumsel, ‘Naik’ Rp 286,-/kg Senin 18 Oktober 2021

    • calendar_month Sen, 18 Okt 2021
    • account_circle investigasi
    • visibility 27
    • 0Komentar

    Post Views: 376

  • 3.162 Pelajar Mura Baca Juz 30 Pecahkan Rekor Muri

    • calendar_month Kam, 20 Jun 2019
    • account_circle investigasi
    • visibility 18
    • 0Komentar

    MUSI RAWAS – | Sebanyak 3.162 tahfiz pelajar, mewakili 186 desa Kabupaten Musi Rawas (Mura) berhasil pecahkan rekor Muri tahfidz Alquran pembacaan juz 30. Acara berlangsung di Masjid Agung Darussalam Muara Beliti dengan dihadiri Bupati Mura Hendra Gunawan bersama Triyono perwakilan pihak Muri, Kamis (20/6) pagi pukul 10.30 wib. “Kita melihat begitu intens perhatian Pemkab […]

  • Dewan Minta KPI Evaluasi Program Televisi Indonesia

    • calendar_month Sel, 23 Jul 2019
    • account_circle investigasi
    • visibility 30
    • 0Komentar

    JAKARTA – | Anggota Komisi I DPR RI Evita Nursanty menilai masih banyak program televisi Indonesia yang tidak memberikan manfaat dan edukasi tinggi bagi masyarakat. Untuk itu Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) harus segera cepat dalam mengevaluasi dan merevisi setiap program yang tidak sesuai. “Tujuan dari penyiaran Indonesia jelas untuk mencerdaskan bangsa. Segala hal tayangan yang […]

expand_less