LUBUKLINGGAU — Tahun 2014 Dinas Pemuda dan Olah Raga (Dispora) Kota Lubuklinggau, Propinsi Sumatera Selatan, menyelenggarakan kejuaraan sepeda gunung. Kegiatan ini bertempat di Bukit Sulap dengan menghabiskan dana sebesar Rp 1,9 milyar. Tapi, biaya yang dianggarkan itu diduga beraroma penggelembungan dana (mark up) dan terkesan tidak masuk akal.
Pasalnya, ada beberapa item kegiatan tersebut yang patut dicurigai karena harga satuan barangnya bisa untuk membeli mobil sejenis Daihatsu Ayla. Misalnya, belanja yang akan diserahkan kepada pihak ke tiga, yakni pengadaan 2 unit sepeda gunung yang mencapai Rp 100 juta per unitnya.
Selain itu, menurut sumber yang layak dipercaya belum lama ini, anggaran kegiatan kejuaraan sepeda gunung itu sungguh tidak masuk akal karena ada beberapa item kegiatan yang anggarannya diduga mark up. Di antaranya belanja pengadaan 2 unit sepeda gunung yang anggarannya mencapai Rp 200.000.000,00, belanja jasa tenaga ahli/instruktur/narasumber kejuaraan sepeda gunung sebesar Rp 275.000.000,00, belanja jasa publikasi/liputan/mass media Rp 160.000.000,00, belanja pakaian khusus kegiatan kejuaraan sepeda gunung Rp 200.000.000,00, dan belanja sewa lainnya Rp 200.000.000,00.
“Kira-kira masuk akal gak kalau harga sepeda gunung senilai Rp 100 juta per unit? Menurut saya, sangat tidak logis. Masak lebih mahal harga sebuah sepeda gunung dibandingkan dengan harga sebuah mobil. Di mana harga 1 unit sepeda gunung bisa untuk membeli mobil sejenis Daihatsu Ayla,” ujarnya heran.
Lanjut sumber, terkait kegiatan kejuaraan sepeda gunung itu harus menjadi perhatian bagi penegak hukum di wilayah Kota Lubuklinggau, khususnya pihak Kejaksaan Negeri Lubuklinggau. “Saya berharap kegiatan tersebut harus segera ditindaklanjuti oleh penegak hukum. Namun, tidak menutup kemungkinan, dalam waktu dekat ini akan kita laporkan juga ke pihak penegak hukum,” harapnya.
Sementara itu, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Dispora Kota Lubuklinggau, Suharyoko saat ditanya minggu lalu, dirinya berpura-pura pikun, menjawab dengan nada bingung dan seolah-olah tidak tahu. Menurutnya, dari awal perencanaan kegiatan kejuaraan sepeda gunung pada tahun 2014, pihaknya tidak pernah dilibatkan. Tapi, saat pelaksanaannya, dirinya ditunjuk sebagai PPTK pada kegiatan tersebut.
“Karena hampir semua item kegiatan itu dikerjakan oleh pihak rekanan, jadi saya kurang paham. Tapi, kalau secara administrasi silahkan tanyakan ke Bagian Perencanaan. Soalnya, dari awal perencanaan kegiatan, saya tidak dilibatkan. Jadi, saya kurang tahu,” kilahnya.
Di samping itu, Suharyoko menjelaskan bahwa pada item kegiatan pengadaan 2 unit sepeda gunung, anggarannya tidak semuanya terserap dan sisanya dikembalikan ke kas daerah. “Dari anggaran sebesar Rp 200 juta untuk pengadaan 2 unit sepeda gunung, hanya terserap Rp 118 juta. Sedangkan sisa lebih pembiayaan anggaran (Silpa) dikembalikan ke kas daerah,” ujarnya.
Lebih lanjut, Suharyoko mengatakan bahwa rangkaian pelaksanaan kegiatan kejuaraan gunung yang lokasinya di Bukit Sulap, Kota Lubuklinggau, hanya berlangsung 3 hari yang diikuti oleh beberapa peserta dari negara lain. “Kalau gak salah, pelaksanaannya cuma 3 hari. Dan event tersebut juga diikuti peserta dari 4 sampai 6 negara,” imbuhnya. (Toni)SKIPatroli