Baturaja – Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan pada tahun ini meraih nilai tertinggi dalam penilaian tahap pertama Piala Adipura dibandingkan 11 kabupaten dan kota lainnya yang ada di Provinsi Sumsel.
“Pada penilaian tahap pertama (P1) ? Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU)? mendapatkan nilai tertinggi yaitu 76,14 kategori kota kecil,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) OKU, Slamet Riyadi di Baturaja, Senin.
Menurut Slamet, nilai itu merupakan akumulasi beberapa sektor penilaian yang menjadi titik pantau adipura meliputi kawasan permukiman, jalan, pasar, dan pertokoaan di wilayah itu.
“Kemudian titik pantau adipura juga meliputi kawasan perkantoran, sekolah, rumah sakit dan puskesmas, hutan kota, taman kota, terminal, perairan terbuka, dan tempat pengolahan akhir (TPA) sampah,” kata dia.
Khusus penilaian P1 di lokasi TPA sampah di Desa Gunung Meraksa tersebut, kata dia, mendapatkan nilai terbesar yakni 75,90 mengalahkan 11 kabupaten dan kota lainnya di Sumsel yang juga dinilai oleh tim guna mendapatkan Piala Adipura.
Atas prestasi ini, lanjut Slamet, secara keseluruhan penilaian titik pantau adipura Kota Baturaja yang termasuk kategori kota kecil sangat bagus sehingga bisa mempertahankan adipura 2017 dan diyakini dapat meraih kembali penghargaan tersebut pada tahun ini.
Pihaknya sangat berterima kasih atas dukungan dan kesadaran masyarakat yang selalu menjaga kebersihan, serta seluruh pihak yang mendukung kegiatan bersih-bersih, salah satunya program Jumat Bersih yang dicanangkan dan dipimpin langsung Bupati OKU.
“Kita patut berterima kasih kepada semua pihak terutama dukungan penuh Bupati OKU Kuryana Azis yang selalu menggalakkan Jumat bersih,” ungkapnya.
Slamet mengemukakan, meski ditengah keterbatasan peralatan alat berat dan truk sampah yang ada, pihaknya mampu mengoptimalisasi keberadaan TPA sehingga mampu mendapatkan penilaian tertinggi oleh tim penilai.
“Seperti yang terlihat lokasi TPA saat ini sudah sangat rapi, dimana gubuk-gubuk liar sudah kami bongkar,” jelasnya.
Selain itu sistem pengolahan sampah di TPA juga sudah berjalan meskipun tidak setiap hari di timbun karena peralatan seperti dump truk di TPA baru hanya ada dua unit truk.
Menurut dia, untuk mengatasi masih minimnya armada khusus membantu penimbunan tanah untuk pengolahan sampah di TPA, pihaknya sudah mengintruksikan seluruh sopir truk pengangkut sampah milik DLH OKU untuk dapat membantu penimbunan tanah.
“Saat ini kita baru memiliki armada sampah sebanyak 16 unit,” ujarnya.
Sumber : Antara Sumsel