*Dinkes Klaim Sudah Bagi-bagi Masker
MUSI RAWAS – | Bencana kabut asap terjadi di Kabupaten Musi Rawas (Mura), kondisi semakin parah. Kabut asap berasal dari Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), takhayal kini keluhkan banyak warga mengalami batuk-batuk dan sakit tenggorokan.
Sementara itu, pemerintah kabupaten (Pemkab) Mura melalui Dinas kesehatan (Dinkes) mengklaim sudah sejak tiga bulan terakhir, telah turun bagi-bagi masker ke warga guna mencegah terjakitnya Ispa.
Wiwik Widiyaningsi (36) salah satu warga Muara Beliti mengatakan, melihat kondisi udara saat ini tengah tidak baik untuk kesehatan. Dimana, akibat dampak tersebut dirinya tengah mengalami sakit batuk filek dan tenggorokan pedih.
“Kabut asap sudah tiga hari terakhir paling parah, walapun setiap harinya naik mobil pergi bekerja. Saya tidak bisa menahan, harus batuk dan tengorokan pedih,”ungkap wanita keseharian bekerja sebagai asn di pemkab Mura ketika dibincangi sejumlah wartawan. Selasa (15/10) siang.
Tidak hanya itu, kabut asap sendiri terjadi cukup lama sejak shubu sampai menjelang siang. Dan dari kodisi itu, untuk menuju ke lokasi kerja terhalang tebalnya kabut asap.
“Kalau ditanya kabut asap, suda lama tiga bulan. Dan memang tiga hati ini, kabut asap yang paling parah. Semua menjadi ke khwatiran kita semua,” bebernya.
Sementara itu, Kadiskes Mura Drg. HJ. Mipta Hulummi melalui Edwar Zulyar, Kabid P2P mengatakan, semua adanya kabut asap tidak bisa diprediksi. Akan tetapi, sebagai penangulangan ganguan kesehatan terutama ganguan ispa, pihaknya sudah tiga bulan terakhir sudah membagikan 16 ribu masker melalui Puskesmas, camat dan desa.
“Untuk kabut asap, kita dinkes sudah berbuat, terhitung sejak juni hingga akhir september 2019 sudah 16 ribu buah masker dibagikan. Dengan rician diantaranya, kita telah membagian ke sejumlah puskesmas titik daerah dilanda kabut asap, mulai dari 3500 masker puskesmas muara kelingi, kelingi 4 C 3500 desa kelingi 4 C, 1000 puskesmas muara beliti,”jelasnya.
Adapun bantuan masker sendiri, banyak didapatkan dari berbagai sumber bantuan mulai dari bantuan provinsi dan stok masker dibiayai belanja APBD tahun 2018.
“Kita pun juga, baru-baru ini telah sampaikan surat edaran disampaikan ke warga melalui Camat, kades. Dimna isi surat edaran itu menghimbau seluruh warga untuk tidak keluar rumah kalau kabut asap tebal, atau jika memang penting wajib keluar gunakan masker. Begitu semuanya,tidak terkecuali anak balita guna mencega terjangkitnya ispa,” tandasnya.
Hal senada disampaikan, Kasi Serpelen Imunuasasi kesehatan Khusus Ari Winarko bahwa upaya bagi-bagi masker terus digulirkan. Adapun langkah lainya, di setiap puskesmas dibentuk posko kesehata kabut asap.
“Untuk kabut asap kita semua mesti serius, selain surat edaran. Kita pun, dinkes telah membentuk posko penangulangan kesehatan dampak kabut asap disetiap puskesmas. Disana disjagakan petugas media lakukan promosi kesehatan yakni berika upaya prilaku hidup sehat, penangan langsung warga yang terganguan penyakit batuk pilek, maupun Ispa,” tukasnya. | NRD