Warning: Attempt to read property "post_excerpt" on null in /home/u1603218/public_html/jurnalindependen.com/wp-content/themes/chromenews/inc/hooks/hook-single-header.php on line 87

MUSI RAWAS – | Pembinaan keterampilan warga binaan lapas Narkotika Kelas II A Muara Beliti terus ditingkatkan. Sebagai salah satu buktinya, kini sejumlah narapidana (Napi) Narkoba mampu memproduksi bahan makanan tempe berkualitas siap bersaing. Hal itu disampaikan Kepala Lapas Narkotika Kelas II Muara Beliti, Suyatna didampingi Kasi kegiatan Kerja Somad seusai dirinya melakukan sidak sekaligus meninjau langsung aktivitas ruang keterampilan Napi lapas Kelas II A Muara Beliti, Sabtu (19/10) malam.

Dikatakannya, sebagaimana dalam aktivitasnya warga binaan tidak hanya menjalankan hukuman. Adapun, setiap harinya narapidana dan tahanan menerima pembinaan jasmani dan rohani. Sekaligus, setiap masing-masing napi dipersilakan untuk mengikuti jadwal pembinaan keterampilan.

“Kalau untuk keterampilan, terutama membuat sekaligus produksi bahan makan seperti tempe itu barulah sepekan ini dimulai. Dan mulanya pembinaan dilakukan, terdorong dari ide ada salah satu petugas lapas kebetulan menetap di Merasi yang lingkungan sekitarnya banyak warga membuka produksi rumahan penghasil tempe,” terangnya.

Kemudian, lanjut Suyatna semuanya dengan kesempatan dibukanya pembinaam keterampilan, pertama sekali para petugas lakukan sosialisasi bagaimana tata cara membuat tempe, yang bahan dasarnya berasal dari kedelai.

“Setelah kita lihat begitu antusiasnya napi mengikuti pelatihan. Mulanya dibuka jam keterampilan selama tiga hari berturut. Kemudian, didukung sejumlah fasilitas peralatan mendukung produksi. Akhirnya, hasil keterampilan tempe berhasil dan secara kualitas hasil produksi tempe tidak beda dengan berada dipasaran,” tandasnya.

“Tidak hanya itu, dengan kembali dilakukan pengawasan dan evaluasi. Untuk sementara tempe dihasilkan, lebih dulu dikonsumsi untuk lauk pauk bagi para napi. Karena semuanya masih dalam proses, kemingkinan besar setelah memang mampu produksi banyak. Barulah diketahui, dalam sehari itu mampu menghasilkan berapa banyak tempe,” bebernya.

“Jika memang hasil baik, dan kualitasnya juga bagus kenapa tidak nantinya hasil produksi tempe. kita dari lapas mendorong agar tempe mampu bersaing dipasaran dengan bisa diperjual belikaN di luar sejumlah pasar tradisional,” tukasnya. | NRD

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *